Realita tentang degradasi (kemerosotan) moral yang terjadi pada kaum wanita saat ini, memang, sudah sangat jauh sekali dari tatanan tamadun (beradab). Dengan cara menjadikan tubuh mereka sebagai tontonan gratis lewat pakaian yang ekstra ketat atau setengah telanjang (meninggikan rok dari lututnya, meruncingkan kerah belahan dada dan memperluas area pameran punggung). Semua itu mereka lakukan untuk menarik aset yang sebesar-besarnya, dengan mengesampingkan norma -norma yang ada di lingkungan masyarakat, tanpa pernah memikirkan dampak negatif dari perbuatannya itu.
Islam sebagai agama samawi yang terakhir, dari jauh-jauh hari telah memberikan rambu-rambu untuk menjaga kehormatan wanita, melalui seperangkat nash-nash shahih yang ada dalam al-Qur an dan Sunnah Rasulullah. Kedua pedoman tersebut mendidik wanita muslimah tentang bagaimana berperilaku, baik dalam hubungannya dengan Allah, keluarga dan masyarakat (orang lain), begitu juga dengan keperibadiannya sendiri. Siapapun yang meneliti dan mengamati nash-nash tersebut pasti akan kagum dan terkesima, karena hal-hal yang disampaikan mampu menjangkau seluruh aspek kehidupan wanita, mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar.
Sosok wanita yang berakhlak mulia (shalihah) merupakan hal yang sangat urgen bagi kehidupan umat manusia, karena wanita memiliki peran yang sangat besar dalam mendidik generasi penerus bangsa, mencetak para ilmuwan yang beriman, ekonom yang jujur, politisi yang bijak, pejabat dan pemimpin yang amanah. Disamping itu, peran mereka juga teramat penting dalam menanamkan akhlak yang mulia, mengokohkan nilai-nilai moral, menghiasi kehidupan dengan mahabbah (cinta), kasih sayang dan kedamaian.
***
Hanya wanita shalehah yang mampu dan siap membentuk kader umat dan bangsa yang ber-etika, disaat wanita-wanita lain diganduli oleh filsafat hedonisme, materialisme dan dijerat oleh pelbagai aktivitas jahiliyah yang sangat jauh dari hidayah Allah Swt.. Dialah wanita penerang disaat listrik dunia ini mati dipengaruhi faham-faham barat yang tidak bertanggungjawab. Penyejuk hati bagi jiwa-jiwa yang gelisah dan tak tahu tujuan hidup. Dialah wanita kekasih Allah Swt. yang selalu mendapatkan perlindungan-Nya dari tangan-tangan pria yang tak beradab. Dialah bidadari dunia yang diper-untukkan buat laki-laki shaleh. Dan Islam sangat membedakannya dengan wanita-wanita lain dari segala sisi.
Untuk memenuhi keingintahuan kita soal bagaimana wanita muslimah shalehah yang bersosok bidadari dunia, lewat buku Bidadari Dunia, Potret Ideal Wanita Muslim yang dikarang oleh pemuda yang berumur 22 tahun : Muhammad Syafi i al-Bantanie ini, kita akan mengetauhi ciri-ciri, sifat dan gaya kehidupannya.
Dengan kepiawaiannya, Muhammad Syafi i al-Bantanie mampu mengajak para muslimahshalehah untuk menjadi bidadari dunia, dengan cara mengawali langkah pertama dengan mengenal seperti apa sebenarnya bidadari yang hadir di dunia ini? Syafi i mengilustrasikan, bahwa bidadari dunia itu seperti mutiara yang tersimpan baik,karena selalu menjaga diri (iffah) dan kehormatannya. Jelita karena menghiasi pribadinya dengan akhlak mulia. Dan bermata jeli karena penglihatannya terpelihara dari hal-hal yang haram. Wanita seperti inilah yang disebut Rasulullah Saw.sebagai perhiasan terindah (hal. 2-14).
Setelah mengenal seperti apa bidadari dunia itu, buku ini juga menuntun para wanita muslimah untuk bisa juga menjadi bidadari dunia dengan mengenal karakteristik wanita muslimah shalihah yang berwujud bidadari. Diantaranya, selalu menjaga aurat. Wanita, sejatinya, selalu diidentikkan dengan bunga sebagai lambang keindahan. Dan tidak ada yang paling nikmat dari tubuh wanita, menurut pandangan nafsu, selain auratnya. Maka tak pelak lagi, jika Islam sebagai agama yang memuliakan wanita, mendidik wanita shalihah untuk selalu menjaga auratnya (hal. 15-81).
Kemudian, pengarang muda ini juga tak lupa menjelaskan apa peranan wanita shalihah di dunia ini? Di dalam buku ini Syafi i menjelaskan, bahwa salah satu peran wanita shalihah adalah sebagai pendidik utama. Karena dari tangan seorang ibu shalihah itu akan lahir penerus bangsa; akan lahir pemerilahara agama; akan lahir pemimpin yang adil dan bebas korupsi. Maka tak salah, jika Napoleon Bonaparte mengatakan, seorang ibu menggoyang ayunan dengan tangan kanannya dan dunia dengan tangan kirinya (hal. 82-92).
Pemaparan isi buku yang dikarang oleh pemuda yang dilahirkan tahun 1983 ini, tidak hanya sebuah teori saja namun sudah dibuktikan oleh beberapa muslimah yang sudah berubah menjadi bidadari dunia ,sehingga didalam buku ini juga ditampilkan cerita-cerita tentang para bidadari dunia yang telah berhasil. Diantaranya Gadis penjual susu. Gadis yang taat kepada Allah, yang tak ingin melakukan kecurangan dalam usahanya. Sekalipun pada saat itu, sudah menjadi kebiasaan para pedang melakukan kecurangan dengan mencampurkan air dalam susu tersebut, supaya kelihatan banyak dan mendapat untung lebih. Namun dirinya tetap berusaha untuk tetap adil.
Suatu hari khalifah Umar Bin Khattab sedang berkeliling kota Madinah untuk mengontrol kondisi rakyatnya, kemudian beliau melintas di depan rumah gadis tersebut dan mendengar pembicaraan gadis tersebut dengan ibunya. Ketika itu, ibu gadis tersebut menyarankan kepadanya untuk mencampurkan air di dalam susu perahannya supaya kelihatan banyak seperti para pedang lainnya. Namun gadis tersebut menjawab dengan sopan, Ibu, Amirul Mukmin melarang perbuatan tersebut . Tapi, Amirul Mukminin kan tidak melihat? jawab ibunya kembali. Dengan tenang gadis tersebut bertutur, Benar bu, Amirul mukminin tidak melihat, tapi Tuhannya amirul mukminin, Allah Swt. Maha Melihat apa yang dikerjakan hamba-Nya.
Setelah mendengar ketaatan wanita tersebut kepada Allah, Amirul mukmin pun bergegas pulang dan menceritakan perihal gadis tersebut kepada anak laki-lakinya, kemudian menyarankan anaknya untuk menikahi gadis tersebut. Sehingga dari keturunan gadis tersebut lahirlah Ummu Ashim, yang kemudian dinikahi Abdul Aziz Bin Marwan. Dari pernikahannya tersebut lahirlah Umar Bin Abdul Aziz, seorang pemimpin yang shalih (hal. 93-112).
Di akhir buku ini, juga akan diulas dengan beberapa renungan yang membuat air mata kita menetes tanpa kita sadari, karena begitu banyak dosa yang kita perbuat tanpa pernah sadar bahwa dosa itu telah membuat kita kufur nikmat (hal. 113-128).
Kehadiran buku ini sangat bermanfaat sekali bagi para muslimah, baik itu yang sudah menikah ataupun belum, begitu juga untuk para pria, yang pada gilirannya akan terbawa dalam komunitas ini. Artinya, buku ini juga berfungsi sebagai lampu sorot dalam mencari pendamping hidup yang bersosok bidadari dunia . Paling tidak, buku ini bisa dijadikan sebagai penuntun untuk mengkader putri-putri tersayang menjadi bidadari dunia sejak dini. Namun, buku ini tidak begitu banyak mengajarkan kiat-kiat ber-interakasi dengan putra-putri untuk menjadikan si buah hati sebagai potret anak sang bidadari dunia . Kekurangan yang sedikit ini tidak begitu mempengaruhi tujuan pengarang dalam menggambarkan sang bidadari dunia : Wanita Shalehah.
*Penulis adalah Mahasiswa Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, Fakultas Syariah Islamiyah, Tk. III, dan Dewan redaksi buletin GENERASI Kairo, Mesir
Rabu, 05 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar