Selasa, 30 November 2010

Do'a


Ya Allah...
Pertemukanlah aku dengan seorang wanita yang soleha…
Halus dan sopan tutur katanya…
Baik akhlaknya…
Cantik parasnya…
Dan bisa membimbing diriku dan keluargaku ke Surga…

Karena ialah kelak yang akan menjadi pendamping hidupku…
Karena ialah kelak yang menjadi ibu dari anak-anakku…
Karena ialah yang mengingatkan aku bila aku khilaf…
Karena bersama ialah aku kelak menjalani pahit manis hidup ini…

Ya Allah…
Hanya ia yang bisa membuat aku gembira...
Hanya ia yang bisa membuat aku tersenyum…
Hanya ia yang bisa menjaga cinta dan kasih sayang-Mu padaku...
Hanya ia yang bisa menjadi mentari dalam jiwaku...

Ya Allah...
Aku mohon pertemuan kami kelak adalah pertemuan yang engkau ridhoi
Dan pertemuan yang paling indah dalam hidupku ini…

Ya Allah…
Mudahkan dan lapangkanlah pertemuan kami…

Untukmu bidadari…
Aku menunggu kehadiranmu disisiku...

Akhwat Idaman


Aku Wanita Mujahidah Sejati...
Yang tercipta dari tulang rusuk lelaki yang berjihad..
Bilakah khan datang seorang peminang menghampiriku mengajak tuk berjihad..
Kelak ku akan pergi mendampinginya di bumi Jihad..
Aku selalu siap dengan semua syarat yang diajukannya..
cinta Allah, Rasul dan Jihad Fisabilillah
Aku rela berkelana mengembara dengannya lindungi Dienullah
Ikhlas menyebarkan dakwah ke penjuru bumi Allah

Tak mungkin ku pilih dirimu.. .bila dunia lebih kau damba...
Terlupa kampung halaman, sanak saudara bahkan harta yang terpendam..
Hidup terasing apa adanya.. asalkan di akhirat bahagia...
Bila aku setuju dan kaupun tidak meragukanku...
Bulat tekadku untuk menemanimu...

Aku Wanita mujahidah pilihan...
Yang mengalir di nadiku darah lelaki yang berjihad...
Bilakah khan datang menghampiriku seorang peminang yang penuh ketawadhu`an...
Kelak bersamanya kuarungi bahtera lautan jihad...
Andai tak siap bisa kau pilih...
Agar kelak batin, jiwa dan ragamu tak terusik,
terbebani dengan segala kemanjaanku, kegundahanku, kegelisahanku...
terlebih keluh kesahku...

Tak mungkin aku memilihmu...
bila yang fana lebih kau cinta...
Lupa akan kemilau dunia dan remangnya lampu kota...
lezatnya makanan dan lajunya makar durjana...
Sebab meninggalkan dakwah karena lebih mencintaimu...
dan menanggalkan pakaian taqwaku karena laranganmu...

Meniti jalan panjang di medan jihad...
Yang ada hanya darah dan airmata tertumpah...
serta debu yang beterbangan,
keringat luka dan kesyahidan pun terulang...
Jika masih ada ragu tertancap dihatimu...
Teguhkan `azzam`ku tuk lupa akan dirimu...

Aku wanita dari bumi Jihad...
Dengan sekeranjang semangat berangkat ke padang jihad...
Persiapkan bekal diri menanti pendamping hati, pelepas lelah serta kejenuhan...
tepiskan semua mimpi yang tak berarti...
Adakah yang siap mendamaikan Hati ??
Karena tak mungkin kulanjutkan perjalanan ini sendiri...
tanpa peneguh langkah kaki.. pendamping perjuangan...
Yang melepasku dengan selaksa do`a...
meraih syahid... tujuan utama...
Robbi... terdengar panggilanMu tuk meniti jalan ridhoMu...
Kuharapkan penolong dari hambaMu... menemani perjalanan ini...

Allahu Akbar..

Wahai Akhwat Lamarlah Aku



Beberapa pihak berpendapat bahwa gengsi dong wanita melamar atau “menembak” duluan,

Padahal dalam cara dan teknis ialah wanita yang meminta dilamar.

Teknis atau caranya Akhwat menggunakan perantara menyampaikan maksudnya (menawarkan diri), lalu prakteknya pihak / keluarga lelaki yang mengkhitbah/melamarnya.

Bila sudah bertaaruf (saling berkenalan), sudah melihat langsung (nazhor) dan sudah istikharah, sebaiknya Ikhwan harus jujur dan berani ungkapkan kondisi keuangan, begitupula akhwatnya.

Sering terjadi jurang pemisah yang lebar antara anak (akhwat) dengan ibu bapaknya, sang anak mengerti agama islam karena rajin mengjadiri taklim n ikut berjamaah. Namun ibu bapaknya tidak, sehingga kerangka berpikir ortu menjadi berbeda dan hanya mengikuti kebiasaan apa yang terjadi di masyarakat.

Akibatnya, Sang akhwat siap menikah apa adanya, tetapi orang tua ingin menjaga status sosialnya, menunggu ikhwan yang mampu membiayai dan melaksanakan pesta mewah.

Jadi, bila tak ada komunikasi antara anak, calon mantu dan orang tua. Maka akan menjadi hambatan terjadinya pernikahan. dan muncullah puisi berikut ini:



[Puisi] Wahai Akhwat Lamarlah Aku

Wahai Akhwat
dengarlah
Rahasia Hati lelaki miskin
yang kau todong agar segera kawin
yang kau tunggu "khitbahnya kapan?"

Wahai Akhwat
Dengarlah hati lelaki miskin ini
bukannya aku tak mau melamarmu
tetapi aku malu

baru mampu menyiapkan sebentuk cincin untukmu

Wahai Akhwat
bukannya aku tak mau segera melamarmu
ketika kau hadiri walimah yang mewah itu serasa kau menuntutku harus seperti itu

Wahai Akhwat
daripada aku malu melamarmu
bila hanya untuk ditolak oleh ayah ibumu

maka
lebih baik kau saja yang melamarku
aku akan balik mengkhitbahmu

dengan mahar sebentuk cincin indah
yang sudah lama kusiapkan untukmu

***
Tulisan di atas disarikan dari konsultasi-konsultasi akhwat yang taaruf minta segera dinikahi, tetapi banyak konsultasi dari sang lelaki sering ragu melamar karena merasa kurang harta, kawatir ditolak di zaman serba mengukur materi ini

****Dalil Bolehnya Wanita “Melamar”/ Dalam Arti Meminta Dilamar Dan Dinikahi*****


”Dari Tsabit, ia berkata,
”Kami duduk bersama dengan Anas bin Malik yang disebelahnya ada seorang anak perempuannya.

Lalu Anas berkata,” datanglah seorang perempuan kepada Nabi SAW, lalu ia menawarkan dirinya kepada beliau, kemudian perempuan itu berkata,

”Wahai Rasulullah maukah tuan mengambil diriku? "

Kemudian anak perempuan Anas menyeletuk, ”Betapa tidak malunya perempuan itu!”

Lalu Anas menjawab,”Perempuan itu lebih baik daripada kamu”. Ia menginginkan rasulullah, karena itu ia menawarkan dirinya kepada beliau”.

(HR. Ibnu Majah).

Mari menikmati sejarah Proses Menikahnya Khadijah RA, berikut ini:

Saat Khadijah mendengar kabar dari pelayannya, bahwa ada seorang pemuda yang bernama Muhammad bin Abdullah, yang terkenal mulia akhlaknya, Khadijah RA merasa menemukan idamannya.

Saat itu Khadijah RA pernah menjanda dua kali, menolak lamaran para pejabat tinggi suku Quraisy,

Saat mendengar kabar pemuda berakhlak mulia tersebut, maka Khadijah RA menyampaikan niat baiknya kepada seorang sahabat dekatnya, yang bernama Nafisah binti Munayyah.

Kemudian Nafisah menyampaikan keinginan Khadijah ini kepada Muhammad, dan Muhammad menyambutnya dengan baik.

Lalu Muhammad menyampaikan hal tersebut kepada paman-pamannya.

Akhirnya mereka pun melamar Khadijah dan terjadilah pernikahan mulia dan penuh berkah.

Jadi boleh saja wanita meminta dilamar, melalui perantara walinya atau orang kepercayaannya yang akan menyampaikan kepada calon suaminya,
wallahu a’lam.

Disarikan dari konsultasi2 akhwat yang taaruf minta segera dinikahi, tetapi konsultasi2 sang lelaki sering ragu melamar karena merasa kurang harta, kawatir ditolak dizaman serba mengukur materi ini>


Cerpen Sunlie Thomas Alexander Nosfratu


BAYANGAN nosfratu tak pernah dipantulkan oleh cermin. Karena itulah kau berkelit menjauh, ketika Ros, kucing manis itu —demikian kau selalu menggodanya— mencoba merengkuh tubuhmu. Hm, wangi parfumnya me...mang kelewat menggairahkan, nyaris memabukkan seperti aroma anyir darah...
Melangkah ke kain gordin merah tua yang tersibak lebar, dari kaca jendela kau melihat rintik gerimis yang masih berebahan di jalanan muka rumah kontrakan penari berpinggul molek itu semakin tipis, berpendar keperakan oleh cahaya lampu jalan dan satu-dua kendaraan yang sesekali melintas lewat. Sesaat kau termangu. Jalanan tiba-tiba saja terasa begitu asing dan mencemaskan bagimu. Entahlah, kau merasa seolah-olah melihat bayang-bayang neraka jahanam yang mengendap penuh ancaman, dengan lidah-lidah apinya seperti menari-nari girang di tembok bangunan. Kau menggeleng-geleng, mencoba mengusir bayangan pemandangan menakutkan itu dari benakmu. Ketika mendongak, kau menemukan bulan separo yang perlahan menyembur dari balik gumpulan awan. Membuatmu sedikit terperangah oleh suatu perasaan yang sulit dibahasakan. Hm, cukup lama kau menengadah, seakan mencari-cari sesuatu di keluasan langit yang mulai kembali cerah. Bintang-bintang kecil dengan sinarnya yang lembut mulai tampak lagi satu persatu. Ah, mereka yang tak berasal dari masa kini, tapi telah jauh melintasi ruang-waktu, menempuh jarak ribuan tahun cahaya untuk sampai ke matamu. Dari abad-abad silam, melampaui riwayatmu di dunia yang renta ini.
Tentunya kau mafhum, kalau malam akan segera berakhir dan kau harus segera pergi sebelum matahari terbit lagi. Atau sinarnya yang celaka akan menghanguskan tubuhmu jadi tebaran debu. Ah, kesunyian seperti mengunyah hatimu. Seandainya saja kalian bisa bersama sepanjang waktu, batinmu sambil menyeringai kecut. Tapi kau tahu itu mustahil. Bukankah setelah berabad-abad lamanya menanggung kutuk sebagai makhluk celaka yang mengepak keluar serupa kelelawar malang tatkala malam telah sempurna turun, kau cukup paham jika impian itu hanyalah semata-mata impian? Tak bakal ada seorang pun dari kaummu yang bisa melenggang di bawah hangatnya sinar matahari sampai kapan pun. Tidak dengan serum, atau ritual darah di bawah pancang salib hitam...
Oh, nosfratu yang celaka! Masih adakah yang kauharapkan dari kisah asmara, wahai makhluk sial yang selalu bermimpi berjalan di siang bolong? Kau mengusap wajahmu dan berpaling. Ah, kucing manis itu memang begitu memukau. Kini ia duduk merajuk di depan cermin yang tampak bergelombang oleh temaram lampu kamar. Bibirnya yang merah ranum tampak sedikit merengut. Dan rambut panjang legamnya tersibak memperlihatkan sebentuk leher putih jenjang yang begitu menggiurkan.
Kau ingin tertawa, selepas malam-malam yang kalian lewati bersama di kota yang sumpek ini. Ah, kota dagang yang seolah menyimpan kutuk sebagaimana kota-kota lainnya.
***
DUA bulan yang lalu kau mengenal kucing manis itu di sebuah klub malam di pinggiran kota, belum lama berselang setelah kau menginjakkan kaki di kota hibuk yang dibelah oleh sungai besar ini. Kala itu kau merasa begitu penat usai perjalanan jauh. Tak mudah menemukan tempat hiburan yang sesuai selera di kota ini meskipun kau punya banyak uang, kata seorang penjaga malam yang terkantuk-kantuk di simpang lorong dekat penginapanmu. Tapi malam itu, barangkali kau cukup menikmati suasana hingar-bingar penuh sesak di ruangan remang yang sesekali disambar kilatan cahaya aneka warna itu.
Orang-orang berjingkrak seperti kerasukan mengikuti hentakan musik remix. Bahu-bahu terbuka mulus, paha-paha licin mengkilap diterpa kelebatan lampu, dan leher-leher jenjang berkilau oleh peluh. Berkali-kali kau meneguk air liur, berusaha keras menekan hasrat dan rasa hausmu. Ah, aroma parfum bercampur alkohol dan bau keringat memang membuatmu semakin terlena.
Penari berpinggul molek itu ada di sana, berlenggak-lenggok indah di atas panggung bersama kelompok sexy dancers-nya. Kau begitu mengagumi tungkai kakinya yang panjang, terlebih pinggulnya yang sintal terbalut lingerie berwarna transparan. Gerakannya binal bak seekor kucing liar dengan mulut tak henti-hentinya mendesis dan lirikan mata yang begitu tajam seakan sedang mengintai mangsa. Sekilas membuatmu teringat pada Elvira, putri kucing hitam pasangan Count Dracula dalam legenda kuno. Perasaanmu terasa berdebar walau telah lama kau tak punya detak jantung.
Perlahan kau melangkah mendekati panggung. Musik semakin riuh reda. Cahaya-cahaya lampu kini mengalir seperti sungai. Menyulap seluruh ruangan menjadi hijau tosca. Seorang penari lain dari keempat sexy dancers di atas panggung yang semarak itu tampak membuka sebotol minuman. Buih alkohol membuncah ke udara seperti sambutan kemenangan dalam sebuah turnamen balap motor grandprix. Kucing manis itu menyambar botol dan melangkah gemulai ke tepi panggung. Sambil mengerling nakal ia menuangkan cairan merah dari botol ke mulut-mulut clubbers yang berdesakan ke bibir panggung.
Oh, matanya yang binal itu berkerdip tatkala melihatmu. Mata kalian bertatapan di tengah keriuhan serupa dua arus sungai yang bertemu. Tapi kesunyian seolah menggantung di udara yang pengap oleh asap rokok dan luapan keringat. Ia seperti menunggu dengan botol di tangannya, namun kau berhenti sekitar lima langkah dari bibir panggung. Terpana, kaget bercampur heran. Selama beberapa saat kau seolah-olah merasa melihat kekasihmu yang telah mengabu ratusan tahun silam hidup kembali.
Ya, itu dua bulan yang lalu. Dan kota ini belum sesumpek sekarang. Setiap kota yang kau singgahi, entahlah, semakin lama selalu saja kian memuakkan! Itulah sebabnya kau merasa dirimu tak ubahnya seorang pelarian dari sesuatu yang entah. Aha, sudah berapa lama kau resmi menjadi pengelana dari satu kota ke kota lain? Waktu terasa begitu nyeri. Tiba-tiba kau terbayang lagi pada sebuah kota kecil yang menganggu pikiranmu...
***


HM, kota kecil itu kau lihat di televisi menjelang subuh tiga hari yang lalu. Entah dalam sebuah film atau warta berita, kau sudah lupa. Agaknya kau tertidur di sofa ketika sedang mencoba mengingat-ingat di mana persisnya letak kota itu. La...gipula, hanya selintas lewat kota itu muncul di layar televisi. Tapi kau merasa tak asing dengan suasana malam kota kecil tersebut, semua pemandangannya terasa begitu akrab bagimu. Meskipun rasanya ada begitu banyak hal yang telah berubah di kota kecil itu dari yang dapat kau kenang, namun jelas kau mengenali sejumlah bangunannya, persimpangan jalan, juga sebuah patung lelaki berseragam perwira militer yang tampak kusam menyedihkan. Ah, sudah berapa lama? Dua tahun, lima tahun? Atau sudah belasan tahun? Apakah telah ratusan tahun berlalu sejak terakhir kali kau melihatnya? Mungkin saja.
Sia-sia kau meraih segenap ingatanmu. Walau telah berpikir keras, tak juga kau berhasil mengumpulkan lebih banyak kenangan tentang kota kecil itu. Kau merasa kesal dengan penyakit amnesiamu. Apakah kota kecil itu kota kelahiranmu? Atau barangkali sebuah kota di mana kau pernah tinggal selama bertahun-tahun? Bisa jadi kota itu hanyalah sebuah kota yang sempat kau lewati dalam perjalanan malammu. Ada begitu banyak kemungkinan, ada begitu banyak kebenaran.
Tapi entah kenapa, kau tak juga bisa mengenyahkan bayangan kota kecil yang kau lihat di televisi itu dari pikiranmu. Adakah sesuatu yang begitu menarik dari sekilas pemandanganóserupa lanskap dari jendela bus ituóyang sempat kau tangkap di layar kaca sambil menahan kantuk di sofa? Ah, sofa terkutuk! Mungkin lebih baik besok-besok kau tidur di peti jenazah seperti dongeng tentang nenek moyang kaum penghisap darah! Umpatmu dalam hati. Atau, lantaran kota itu memang diam-diam hidup dalam suatu kenangan indah yang telah mengabur di alam bawah sadarmu? Kau jadi semakin kesal.
Sungguh, kau tidak mengerti kenapa tiba-tiba merasa begitu merindukan kota kecil itu. Mendadak kota kecil itu jadi demikian menenteramkan dalam bayanganmu, setelah kota demi kota yang kau jelajahi. Apalagi kota yang gaduh ini, yang pada malam ini terasa lebih sumpek dari biasa. Oh, seandainya kau bisa mengingat sebuah petunjuk kecil saja tentang keberadaan kota kecil itu... Tentunya kau berharap membawa kucing manis itu ke sana. Di mana kalian mungkin bisa berbahagia untuk selama-lamanya seperti pangeran dan puteri dalam cerita anak-anak. Kau menyeringai kecut.
Perlahan kau mulai membayangkan sebuah rumah mungil dengan halaman rumput yang hijau. Ada anak-anak yang berlarian, berteriak-teriak kegirangan di ayunan bawah pohon. Ah, diam-diam kau merasa malu. Setelah sekian waktu lewat, ternyata kau kembali mengangankan kehidupan manusia yang hangat. Sebuah kehidupan yang wajar, tanpa hingar-bingar atau kesenyapan malam yang begitu mengiriskan. Adakah yang salah?
Kota kecil itu barangkali memiliki pantai yang molek dengan pasir putih. Atau sebuah pelabuhan mungil dengan kapal berwarna-warni, orang-orang yang ramah, makanan yang enak. Di mana kau tak usah lagi meringkuk dalam kegelapan di siang hari, yang membuat pemilik kamar sewaanmu kerap menaruh curiga pada pekerjaanmu. Kau tak bisa berhenti berkhayal. Sudah begitu lama kau tidak merasakan hangatnya sinar matahari di kulitmu, sudah begitu lama pula tak pernah menikmati makanan manusia yang wajar. Hm, sejak tubuh Sonia mengabu ratusan yang lalu di tangan para jahanam pemburu vampir, kau telah memutuskan berhenti menghisap darah manusia dan menggantikannya dengan darah binatang. Meskipun setiapkali kau masih suka tergoda melihat leher-leher putih mulus yang kau temui di berbagai tempat dan waktu.
Kau mafhum, semuanya hanya akan seperti mimpi. Dan di saat-saat begini, kau merasa dahagamu akan darah segar seolah tak tertahankan. Membuat gigimu bergemeletukan, sekujur tubuhmu terasa menggigil. Semakin kau berusaha bertahan, rasa dahaga itu semakin sulit dibendung, semakin menyiksamu. Malam memang begitu celaka!
Lantas, kenapa kau tidak menggigit leher jenjang kucing manis itu? Lalu kalian mungkin akan menjelma jadi sepasang makhluk malam yang penuh sukacita.
Ah, selalu saja kau terkenang pada Sonia yang malang.
***

KOTA mungil dalam lukisan kusam yang sudut-sudutnya sudah dimakan ngengat di dinding kamar sewaanmu itu jelas bukanlah kota kecil yang kau saksikan di layar televisi. Kota kecil itu mungkin tak ada lagi kini, entah telah menjelma sebuah met...ropolitan atau justru tinggal puing-puing masa silam. Tapi selama beratus tahun, kau masih saja membawa lukisan kota kecil tersebut ke mana pun kau pergi —seolah-olah dengan itu kau bertekad melawan amnesia.
Ya, di kota kecil itulah kau bertemu dengan Sonia. Kau memang tak pernah menghitung berapa lama sudah pastinya waktu berlalu. Tapi kau tak pernah melupakan tanggal kematianóah, kematian kedua yang abadiógadis yang begitu kau cintai itu, dan setiap hari itu tiba, kau selalu ingat menyalakan sebatang lilin untuk dirinya sembari berusaha mengenyahkan bayang-bayang neraka jahanam yang dengan kejam menyerbu pikiranmu. Ah, bukankah dulu kau pengikut Tuhan yang setia?
Apa salahnya jatuh cinta? Gadis itu begitu cantik, gadis tercantik yang pernah kau lihat. Kerap kau menatap lukisan kusam di dinding itu dengan nanar, memperhatikan rumah-rumah berbata merah dan ruas jalan yang pernah menjadi bagian terindah dalam hidupmu yang panjang dengan rasa sedih kelewat mendalam. Hanya lukisan kota kecil itulah yang tersisa, selalu menemanimu berkelana atau meringkuk dalam keremangan ruangan.
Mungkin saja penduduk kota kecil dalam lukisan kusamóyang tak seberapa populasinya itu sejak kecil sudah dapat menerka takdir mereka, yang sebagaimana orang tua mereka: besar, bekerja dan kemudian meninggal di kota terpencil itu. Semuanya hanya seperti roda, bersiklus dari generasi ke generasi. Bila tidak membuka toko sourvenir, mereka menjajakan makanan di pinggir jalan atau menjadi pemandu bagi para pelancong. Beberapa di antaranya membuka atau bekerja di penginapan, dan sejumlah gadis muda diam-diam menjadi perempuan penghibur. Tapi kau yang pada mulanya datang sebagai seorang pelancong, tentunya tak pernah dapat meraba takdirmu, tak juga percaya kalau nasib manusia bisa diramalkan lewat bola kristal dan kartu-kartu seperti halnya penduduk kota kecil itu.
Hmm, sampai kau bertemu dengan Sonia, seorang gadis beraksen daerah Selatan yang tiba di kota kecil itu beberapa hari setelah kedatanganmu. Dan segera jatuh hati pada kecantikan, kebeliaan dan kelembutannya. Ah, siapa duga, ia menggigit lehermu pada malam pertama kalian bercinta...
Sejak itu semua memang berubah. Tak ada lagi siang hari, tak ada lagi hangatnya sinar matahari, tak ada lagi bayangan di cermin. Namun kalian lewatkan malam demi malam untuk bercinta, dan akhirnya memutuskan untuk menetap di kota kecil itu —menjadi teror bagi para penduduk dan pelancong yang sial. Apakah kau menyesal?
”Kau sudah janji untuk bersamaku selamanya kan? Tak akan peduli siapa diriku dan dari mana asalku?” tanya gadis menatapmu dengan sayu.
***
 

YA, tak ada lagi yang tersisa selain kenangan pedih dan lukisan tua kota kecil ituÖ
Kalau saja para jahanam pemburu vampir itu tak pernah datang, mungkin kalian akan senantiasa bersama selamanya. Hingga tak seorang pun dari penduduk kota kecil itu yang tersisa dan tak ada lagi pelancong yang bertandang. Oh, sampai lonceng pengadilan terakhir berdentang!
Balik ke waktu sekarang, kau melihat Ros masih duduk di depan cermin meja riasnya. Di depan rumah, gerimis sudah reda. Tapi jalanan masih saja terasa begitu asing dan mencemaskan. Ingin sekali kau mendekap kucing manis itu dan menceritakan segalanya tentang dirimu kepadanya. Ya, segalanya! Namun kau hanya berdiri saja di ambang jendela, membiarkan malam terus beranjak. Kesedihan seolah mengental dalam kamar yang temaram ini.
Kemudian entahlah, kau merasa wajah cantik yang menghadap cermin lonjong itu semakin mirip dengan Sonia. Ah, serupa itukah ekspresi wajah vampir jelita tersebut pada malam terakhirnya ketika merajuk memintamu keluar mencari seorang bayi merah? Seharusnya kau tidak pergi, seharusnya kau tidak meladeni dahaga laknatnya malam itu. Bukankah alam kegelapan sebetulnya telah mengirimkan isyarat-pertanda berupa ribuan kelelawar yang tiba-tiba memenuhi langit sejak senja jatuh? Yang membuat para penduduk kota kecil itu begitu tercengang sekaligus ketakutan.
Tatkala kau kembali menjelang subuh, kau hanya temukan rumah tempat kalian berdiam telah tinggal puing-puing membara. Dan tubuhnya... Tubuhnya tanpa sisa. Selain bayangan sosok hangus dan liontin emasnya yang putus di atas hamparan rumput di halaman. Ratusan tahun telah berlalu, tapi kau merasa kedua matamu kembali berkaca-kaca. Ai, kau jadi menyesal telah menguburkan liontinnya di sebuah bukit sebelah timur kota kecil itu sebagai makam bagi Sonia.
Kau melirik Ros, kucing manis itu, dan cermin di hadapannya yang takkan pernah memantulkan bayanganmu, silih berganti dengan mata nanar.
”Aku ingin kau menikahiku...,” terngiang lagi olehmu kata-katanya yang memeras. Kata-kata yang entah telah berapa kali dibisikannya dalam dua minggu terakhir ini. Kau semakin bimbang, apakah akan memberikan jawaban padanya sekarang atau segera pergi meninggalkannya sebelum matahari terbit. Dari warna langit yang tampak di luar jendela, kau tahu tak lama lagi fajar akan menyingsing. Ah, bayangan bulan telah memudar.
Tentunya kau takkan hijrah dari kota pengap ini untuk melanjutkan jalan hidupmu tanpa membawanya bukan? (35)

Palembang-Yogyakarta, Juli-Oktober 2008
/cerita buat Hati Muhasabah Sang Ikhwan.

Muhasabah Hati: Dari Dalam Hati, Ampuni Aku Tuhanku


Dari Dalam Hati, Ampuni Aku Tuhanku


alam keheningan..
terus kucoba menahan air mata..
menahan dan terus bertahan dalan lingkup doa yang kupanjatkan..
menyeksikan, menelaah, dan menyadari..
betapa banyaknya lumpur dosa ini dalam hidupku ya Allah..
 
setiap mata memandang, ada sedikit kemaksiatan..
lengkah kaki begitu terbebani..
nerakamu membayangi..
malaikatmu terus menemani..
Engkaupun akan terus mengawasi..
 
dari dalam hati..
dibilik jiwa…
kata tersembunyi..
terpejamnya mata..
semuanya akan terasa sangat mudah bagi-Mu ya Tuhanku..
 
ampunialah aku atas dosaku..
hari ini sampai akhir nanti..
malaikatmu menjemputku..
membawa dalam keadilanmu..

Senin, 29 November 2010

Termenung


Malam semakin larut
Aku masih termenung di pembaringan
Memikirkan setiap masalah yang ku hadapi
Ditemani cahaya sinar bulan yang indah

Walau pikiran sudah menerawang jauh
Tapi kantuk belum juga datang
Mungkin aku tidak terlalu letih malam ini
Atau mungkin masih ada masalah yang
menempel di kepala

Aku coba mengatasi semua ini
Aku berusaha menutup mata
Agar terlena dan membuatku tertidur
Agar masalah pergi untuk selamanya

Aku tahu memang kita takkan bisa
lari dari masalah
Bila tidak diselesaikan dengan cara
bijaksana
Masalah akan terus datang silih berganti
Mungkin esok hari masalah baru akan datang lagi

Bismillahirrahmaani rrahiim..
Assalammualaikum wbt..

Ya Allah..
Sudah lama aku teringin untuk menulis warkah cintaku kepadaMu..
Hanya Kau yang Maha Mengetahui hati ini..
Aku tidak tahu.. Adakah aku ditipu?
Aku memang telah tertipu dengan dunia yang fana ini..
Biarpun sebanyak mana hatiku menukil madah,
Tidak akan sesekali habis kalimahMu..
Tetap penuh biarpun ditambah gandaan segenap alam..
Aku keliru memilih panduan hidupku sendiri..
Mungkin suatu hari nanti Engkau akan menunjukkan sesuatu yang lebih awla buatku ya Allah..

Oh, ya Allah..
Kenapa sejak akhir-akhir ini aku menjadi semakin buntu.. fikiranku bercelaru.. aku rasa kehilangan identiti diriku sendiri..
Aku rasa kekosongan pada jiwaku..
Ya Allah, aku semakin tewas dengan dunia ini..
Aku tidak dapat membezakan yang manakah yang fardhu dan manakah yang harus

Ya Allah, manusia tidak mampu memahami diriku.. hanya Engkau sahaja..
ya Allah, aku pasrah.. tetapi aku tidak mahu tewas pada kelemahan diriku sendiri.. aku memerlukan ilham daripadaMu..
hatiku butuhkan sesuatu ya Allah..
aku perlukan ketenangan yang tidak bisa kuperoleh melainkan hanya dengan bersendirian bersamaMu..

biar apa pun yang berlaku, aku masih memerlukan diriMu..
Aku sangat memerlukan Engkau ya Allah, lebih daripada sebagai hamba..
Sebagai kekasih ya Allah..
Aku tidak mampu mengharunginya seorang diri ya Allah..
Aku sedar kelemahan, kekhilafan dan kesalahan yang telah kulakukan selama ini..
Tapi, kenapa aku gagal menjauhinya ya Allah..

Biarpun sejuta manusia yang menawarkan diri untuk menolongku
atau seumur hidup aku mengadu pada manusia,
tiada yang akan dapat membantuku sehebat kuasaMu.
Aku tidak mengerti akan diriku..
Tenggelam punca dalam kesibukan dunia..
Ah, dunia yang fana ini lagi!
Sukarnya untukku lari daripada kenyataan..

Ya Allah aku sudah tenggelam punca..
Aku hilang arah tuju..
Namun aku akan tetap mencari cahaya itu..
Cahaya yang Kau janjikan buat hamba-hambaMu yang beriman..
Namun kudambakan lebih daripada itu..
Aku mahu menjadi seorang yang bertaqwa di sisiMu..
Aku mahu jadi seorang yang istimewa di sisiMu..
Meskipun aku tahu hakikat kehambaan ini..
Aku tidak akan berputus asa untuk mendapatkan cintaMu..
Kerana aku tahu sesungguhnya Engkau Maha Penyayang..
Dan setiap ibadahku pasti bermula dengan kalimahMu..
Wahai Rabb yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih..
Aku dahagakan cintaMu ya Allah..

Aku sanggup merempuh segalanya demi Engkau Tuhan yang Maha Esa..
Engkau bukan permata..
Bukan juga mutiara..
Tetapi Engkaulah yang Maha Pemilik segala..
Engkaulah yang memegang hati-hati ini..
Hati yang menangis di kala malam berlabuh..
Hati yang meronta kerana terlalu merinduiMu..
Hati yang tidak sanggup berjauhan denganMu walau sedetik..
Hati ini terasa keseorangan apabila keramaian..
Hati ini baru mengerti maksud Mahabbah kepadaMu..
Hati ini mahu setiap denyut nadinya hanyalah untukMu..
Setiap titis darah yang mengalir dalam pembuluhku setia menyebut namaMu..
Berusaha untuk tidak mengingkari nikmat agung kurniaanMu..

Ya Allah aku mengharapkan cinta semulia Nabi Muhammad,
Kasih yang tidak berbelah bahagi al-khalil Ibrahim,
Sifat pengasihani Siti Khadijah,
rindu sesetia Rabiatul Adawiyah,
Sabar secekal Fatimah,
Yakin sesuci Asiah,
Iman seteguh Sumayyah,
Jiwa sekental Bilal bin Rabah..

Aku benar-benar telah jatuh cinta..
Aku cintakanMu ya Allah..
Janganlah Engkau padam api kecintaanku terhadapMu ya Allah..
Malah kupohon agar Engkau semarakkannya dengan kasihMu dan nurMu..
Aku memerlukanMu pada setiap detik hidupku..
Aku sentiasa berkehendak kepada cintaMu, rahmatMu dan petunjukMu..
InsyaAllah..
Amiin ya Allah…
Amiin ya Rahmaan…
Amiin ya Rahiim..
Amiin ya Rabbal ‘aalaamiin..


Inni uhibbuka ya Allah, ya Habibi..

wanita cahaya syurga


kerlip bintang mampu menghapus putus asa itu….
matahari yang bersinar bisa menutupi kesedihannya…
senyumannya yang menyejukan jiwa, laksana bulan purnama bercahaya terang…
kesendirianku terhampus lembaran kebahagiaan yang dia berikan…
cahayanya bagaikan segumpal cahaya yang mampu menerangi seluruh alam…
tatapan matanya yang bersinar seperti air yang menampakkan wajah cantiknya…
setetes demi setetes air wudhu membasahai raganya…
doa demi doa menyiram hatinya…
ketika sayap-sayapnya terbakar,dia berusaha membuat sayapnya itu utuh!…
kesabarannya setia menemani hariku yang ceria….
dia yang selalu menyalakan cahaya-cahaya yang redup dalam hidupku…
dia selau menaruh sepotong harapannya agar dunia semakin bersyukur dan bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan terutama pada anak-anaknya…
dia yang selalu mengajarkan dunia untuk mngerti kingkungannya terutama pada anak-anaknya…
karena dia adalah wanita cahaya syurga yang selalu membuat kita mngerti apa arti dari saling menghargai dan arti dari saling membahagiakan…

penulis:Aqika Demira Bilqisthy
 

SMP Islam AL-AZHAR 20
CIANJUR

LEMBARAN HIDUP WANITA SOLEHAH


LEMBARAN HIDUP WANITA SOLEHAH

Mampukah aku menjadi seperti ibunda Khadijah
Agung cintanya kepada Allah dan Rasulullah
hartanya diperjuangkan kejalan fisabilillah
penawar hati kekasih Allah
susah dan senang rela bersama.......

mampukah kudidik jiwa seperti Aisyah ...
Istri Rasulullah yang bijak
pendorong kesusahan dan penderitaan
tiada sukar untuk dilaksanakan

mengalir air mataku melihat pengorbanan puteri Rasulullah Siti Fatimah
akur dalam setiap perintah, taat dengan abuyanya
yang senantiasa berjuang
tiada memiliki harta dunia
layaknya dia sebagai wanita penghulu syurga

ketika aku marah, ingin kuintip serpihan sabar dari catatan hidup siti Sarah....

tabah jiwaku, setabah umi nabi Ismail
mengendong bayinya yang masih merah
mencari air penghilang dahaga
diterik padang pasir merah
ditinggalkan suami akur tanpa bantah
pengharapannya hanya pada Allah
itulah Wanita bernama Siti Hajar

mampukah aku menjadi wanita Sholehah ?
mati dalam keunggulan iman
bersinar harum tersebar
bagai wanginya pusara masyitoh......

 WANITA SHOLEHAH

SUNGGUH sangat beruntung bagi wanita shalihah di dunia ini. Ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Kalau pun ia wafat, maka Allah akan menjadikannya bidadari di akhirat nanti. Oleh karena itu, para pemuda jangan sampai salah memilih pasangan hidup. Pilihlah wanita shalihah untuk dijadikan istri dan pendamping hidup setia.

Siti Khadijah r.a. adalah figur seorang istri shalihah yang menjadi penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang dan beribadah kepada Allah SWT. Beliau telah berkorban dengan harta, kedudukan, dan diri beliau demi membela perjuangan Rasulullah Saw. Begitu kuatnya kesan keshalihahan Khadijah r.a., hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasul walau beliau sendiri sudah meninggal.

Allah berfirman dalam QS. An Nuur ayat 30-31, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara farji (kemaluan) - nya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara farji- nya dan janganlah mereka menampakkan perhiasan kecuali yang biasa nampak dari padanya.

Rasulullah Saw. bersabda : Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah. (HR. Muslim).

Ciri khas seorang wanita shalihah adalah ia mampu menjaga pandangannya. Ciri lainnya, dia senantiasa taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up- nya adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah memperbanyak dzikir kepada Allah di mana pun berada. Celak matanya adalah memperbanyak bacaan Al Quran. Jika seorang muslimah menghiasi dirinya dengan perilaku takwa, akan terpancar cahaya keshalihahan dari dirinya.

Wanita shalihah tidak mau kekayaan termahalnya berupa iman akan rontok. Dia juga sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Tidak ada dalam sejarahnya seorang wanita shalihah centil, suka jingkrak-jingkrak, dan menjerit-jerit saat mendapatkan sesuatu kesenangan. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya justru bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah).

Wanita shalihah itu murah senyum, karena senyum sendiri adalah shadaqah. Namun, tentu saja senyumnya proporsional. Tidak setiap laki-laki yang dijumpainya diberikan senyuman manis. Intinya, senyumnya adalah senyum ibadah yang ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain. Bisa dibayangkan jika kaum wanita kerja keras berlatih senyum manis semata untuk meluluhkan hati laki-laki.

Wanita shalihah juga harus pintar dalam bergaul dengan siapapun. Dengan pergaulan itu ilmunya akan terus bertambah, sebab ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang ia temui. Kedekatannya kepada Allah semakin baik sehingga hal itu berbuah kebaikan bagi dirinya maupun orang lain. Pendek kata, hubungan kemanusiaan dan taqarrub kepada Allah dilakukan dengan sebaik mungkin.

Ia juga selalu menjaga akhlaknya. Salah satu ciri bahwa imannya kuat adalah dari kemampuannya memelihara rasa malu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur kata dan tindak tanduknya akan selalu terkontrol. Tidak akan ia berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al Quran dan As Sunnah. Dan tentu saja godaan setan bagi dirinya akan sangat kuat. Jika ia tidak mampu melawan godaan tersebut, maka bisa jadi kualitas imannya berkurang. Semakin kurang iman seseorang, maka makin kurang rasa malunya. Semakin kurang rasa malunya, maka makin buruk kualitas akhlaknya.

Pada prinsipnya, wanita shalihah itu adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari beraneka aksesoris yang ia gunakan. Justru ia selalu menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Kecantikan satu saat bisa jadi anugerah yang bernilai . Tapi jika tidak hati-hati, kecantikan bisa jadi sumber masalah yang akan menyulitkan pemiliknya sendiri.

Saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya, wanita shalihah tidak akan pernah merasa kecewa dan sakit hati. Ia yakin bahwa kekecewaan adalah bagian dari sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa minder dengan keterbatasannya. Pribadinya begitu indah sehingga make up apa pun yang dipakainya akan memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan, kalaupun ia polos tanpa make up sedikit pun, kecantikan jiwanya akan tetap terpancar dan menyejukan hati tiap-tiap orang di sekitarnya. Karena ia yakin betul bahwa Allah tidak akan pernah meleset memberikan karunia kepada hamba-Nya. Makin ia menjaga kehormatan diri dan keluarganya, maka Allah akan memberikan karunia terbaik baginya di dunia dan di akhirat.

Jika ingin menjadi wanita shalihah, maka banyak-banyaklah belajar dari lingkungan sekitar dan orang-orang yang kita temui. Ambil ilmunya dari mereka. Bahkan kita bisa mencontoh istri-istri Rasulullah Saw. Seperti Siti Aisyah yang terkenal dengan kecerdasannya dalam berbagai bidang ilmu. Ia terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau adalah seorang istri yang bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anak.

Bisa jadi wanita shalihah itu muncul dari sebab keturunan. Bila kita melihat seorang pelajar yang baik akhlaknya dan tutur katanya senantiasa sopan, maka dalam bayangan kita tergambar diri seorang ibu yang telah mendidik dan membimbing anaknya menjadi manusia yang berakhlak. Sulit membayangkan, seorang wanita shalihah ujug-ujug muncul tanpa didahului sebuah proses yang memakan waktu. Disini faktor keturunan memainkan peran. Begitu pun dengan pola pendidikan, lingkungan, keteladanan dan lain-lain. Apa yang nampak, bisa menjadi gambaran bagi sesuatu yang tersembunyi.

Banyak wanita bisa sukses. Namun tidak semua bisa shalihah. Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan yang Allah pimpinkan. Dan aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja berlaku bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri yang berumah tangga. Tidak akan rugi jika seorang remaja putri menjaga sikapnya saat mereka berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal dan ibadah kita. Ada sebuah ungkapan mengatakan, Jika kita ingin mengenal pribadi seseorang maka lihatlah teman-teman di sekelilingnya. Usahakanlah kita mampu memberikan warna yang baik bagi orang lain, bukan sebaliknya malah kita yang diwarnai oleh pengaruh buruk orang lain.

Jika para wanita muda mampu menjaga diri dan memelihara akhlaknya, maka iman kaum laki-laki akan semakin kuat. Cahaya keshalihahan wanita mukminah akan menjadi penyejuk sekaligus peneguh hati orang-orang beriman. Apalagi bagi kaum muda yang sangat rentan dari godaan syahwat. Mereka harus dibantu dalam melawan godaan-godaan.

Peran wanita shalihah sangat besar dalam keluarga dan bahkan negara. Kita pernah mendengar, bahwa di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Jika wanita shalihah ada di belakang para lelaki di dunia ini, maka bisa dibayangkan, berapa banyak kesuksesan yang akan diraih. Selama ini wanita hanya ditempatkan sebagai pelengkap saja, yaitu hanya mendukung dari belakang, tanpa peran tertentu yang serius. Dalam sebuah keterangan diyatakan bahwa bejatnya akhlak wanita bisa menyebabkan hancurnya sebuah negara. Bukankah wanita itu adalah negara? Bayangkanlah, jika tiang-tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah, sehingga tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa.

Jadi kita tinggal memilih, apakah akan menjadi tiang yang kuat atau tiang yang rapuh? Jika ingin menjadi tiang yang kuat, kaum wanita harus terus berusaha menjadi wanita shalihah dengan mencontoh pribadi istri-istri Rasulullah. Dengan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya, maka pesona wanita shalihah akan melekat pada diri kaum wanita kita.


Wanita Soleha (Puisi)

Laksana rembulan...
Menyinari insan bumi.

Jika ia memandang...
Dunia seakan tergetar karena ketulusannya
Jika ia berkata...
Dunia seakan terlena karena kelembutannya.
Jika ia tersenyum...
Duniapun ikut tersenyum karena keikhlasannya.

Laksana pelita...
Tubuh terbakar demi sebuah pengorbanan.
Menjadi penuntun di tengah gemerlapnya dunia.

Laksana sahabiyah...
Langkah kakinya bagai langkah Fatimah.
Hidupnya penuh ketenangan jiwa.
Karena hatinya selalu berdzikir.

Dialah..
Wanita Solehah..
penghias Dunia..
Bidadari surga..
tercantik dari yang paling sempurna.
Yang senantiasa menjadi penentu.
Akan sebuah perubahan dunia.


Wanita Soleha (Puisi)

Raut wajah berhias cahaya
Tutur kata selembut sutera
Haus iman karena taqwa
Itulah ciri wanita solehah

Dalam tafakkur ia berdoa
Dengan lafadz lembut ia baca basmallah
Seraya tunduk kepada Allah Taala
Membuat ia kian pasrah kepada Allah semata

Senja di telaga
Bermahkotakan sinar kemuning dari pancarannya
Hanya kepada Allah semata ia bertaqwa
Hanya kepada Rabb tempat ia berkeluh kesah

Dalam hati ia bertasbih
Dalam raga ia berjanji
Satu tujuan yang harus diraih
Berjihad di jalan Allah selama hidup hingga mati
 

..:::Hati Pencari Cinta ILahi:::.. Blogger Templates Designed by Buat Sendiri | Karya Tangan Terampil. Hati Muhasabah Sang Ikhwan Lahir: 06-01-92. Featured on Karanganyar. © 2011