senangnya jadi pengantin baru. Segalanya mesra, segala indah dan segalanya membahagiakan. Cukupkah samapai di situ perjalanan rumah tangga? Tidak, mingu pertama masing-masing tabi'at belum juga diketahui. Lihat beberapa bulan demi bulan yang jika Allah Ta'ala berkehendak memeberinya umur. Akan ada yang dikecewakan, akan ada yang menyakitkan dan akan ada segala jenis persoalan.
Saatnya kembali kepada tujuan awal pernikahan. Galibnya, orang akan mengatakan bahwa pernikahan adalah membentuk keluarga yang mawaddah warahmah. Tidak mudah untuk mewujudkannya memang, perlu kerja keras, perhatian dan seganap cinta yang melunakkan disetiap pertikaian yang akan melintasi. Cinta dan cinta, dalam urusan keduniaan atau bahkan urusan agamapun cinta menjadi bagian yang berperan. Tidak terkecuali seorang suami ketika menjadi seorang da'i(murabbi) bagi istrinya, yang akan menjadikan istri-istrinya patuh dan tunduk pada syari'at Islam.
Membahagiakan memang punya istri cantik, shalihah, dan mempesona dalam setiap keadaan untuk dilihat suaminya. Siapa yang mau?, tentunya para suami. Mendidik dengan cinta, tentunya bagi suami yang akan menjadikan istrinya shalihah harus memilihi segalanya untuk itu. Cinta ekstra, kesabaran ekstra, dan kedewasaan ekstra. Apa lagi yang dimaui dari suami dengan pentarbiyahan yang matang darinya, maka ketundukan sang istri padanya menjadi kebanggaan tersendiri dari para suami.
Cinta ekstra
Yah cinta dan cinta, yang setiap orang mebicarakannya dari dulu hingga sekarang tak pernah basi dibicarakannya, tak terkecuali Islam agama yang sempurna dan paripurna. Jika dilandasi dengan cinta, seolah segala halnya tersulap menjadi indah. Mafhumnya, jika segala halnya dilandasi cinta seperti mendidik istri contohnya, tentu hal demikian sungguh mengasyikkan. Hari-harinya dihiasi dengan kata mesra penuh dengan kesyahduan.
Kesabaran ekstra
Jika dikatakan kesabaran itu ada batasnya, menurutku adalah angapan yang salah. Bagaimanapun dan keadaan apapun kesabaran harus tetap ada. Sebulan menikah, dimungkinkan segala cela yang ada pada masing-masing pasangan satu-persatu akan terlihat. Yang semula masing-masing pasangan tentunya tidak pernah memperkirakan seperti apa bentuk cela itu. Ada satu hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang hadits itu menjelaskan bahwa jika masing-masing pasangan melihat cela maka hendaknya melihat sisi baik yang lain yang ada pada pasangan tersebut. Tidak dibenarkan kita untuk memukul rata jika cela itu kelihatannya kita akan mengatakan bahwa istri kita begini dan begitu. Tidak saudaraku.
Kedewasaan ekstra
Tuntutan pemecahan masalah diperlukan satu hal yang segalanya mendatangkan maslahat dan meminimalkan mudharat. Tidak memandang permasalahan itu dengan satu titik masalah saja. Istri mengatakan begini dan begitu, hendaknya ketika suami hendak memberi komentar atas apa yang dikemukakan istri dilakukan dengan tidak terbur-buru. Yang mana jika tidak cocok dengan pendapat suami penolakannya tidak menyakitkan bagi istri begitu juga sebaliknya. Sikap dewasa seorang suami belum tentu setiap orang langsung ada secara instan dimilikinya sekalipun ia adalah seorang da'i. Perlu keadaan dan proses yang panjang.
Hingga akhirnya belajar adalah hal yang tepat untuk itu. dengan siapapun, sarana apapun dan kapanpun. Tidak ada alasan apapun seseorang untuk menjadikain dirinya terhambat untuk belajar. Tidak terkecuali untuk menjadi suami yang mempunyai sikap dewasa yang mana para wanita (baca akhwat) mendambakannya. Yang dalam setiap halnya menjadi kelapangan dada untuk menerima dan menghadapinya (problem rumah tangga).
Saatnya kembali kepada tujuan awal pernikahan. Galibnya, orang akan mengatakan bahwa pernikahan adalah membentuk keluarga yang mawaddah warahmah. Tidak mudah untuk mewujudkannya memang, perlu kerja keras, perhatian dan seganap cinta yang melunakkan disetiap pertikaian yang akan melintasi. Cinta dan cinta, dalam urusan keduniaan atau bahkan urusan agamapun cinta menjadi bagian yang berperan. Tidak terkecuali seorang suami ketika menjadi seorang da'i(murabbi) bagi istrinya, yang akan menjadikan istri-istrinya patuh dan tunduk pada syari'at Islam.
Membahagiakan memang punya istri cantik, shalihah, dan mempesona dalam setiap keadaan untuk dilihat suaminya. Siapa yang mau?, tentunya para suami. Mendidik dengan cinta, tentunya bagi suami yang akan menjadikan istrinya shalihah harus memilihi segalanya untuk itu. Cinta ekstra, kesabaran ekstra, dan kedewasaan ekstra. Apa lagi yang dimaui dari suami dengan pentarbiyahan yang matang darinya, maka ketundukan sang istri padanya menjadi kebanggaan tersendiri dari para suami.
Cinta ekstra
Yah cinta dan cinta, yang setiap orang mebicarakannya dari dulu hingga sekarang tak pernah basi dibicarakannya, tak terkecuali Islam agama yang sempurna dan paripurna. Jika dilandasi dengan cinta, seolah segala halnya tersulap menjadi indah. Mafhumnya, jika segala halnya dilandasi cinta seperti mendidik istri contohnya, tentu hal demikian sungguh mengasyikkan. Hari-harinya dihiasi dengan kata mesra penuh dengan kesyahduan.
Kesabaran ekstra
Jika dikatakan kesabaran itu ada batasnya, menurutku adalah angapan yang salah. Bagaimanapun dan keadaan apapun kesabaran harus tetap ada. Sebulan menikah, dimungkinkan segala cela yang ada pada masing-masing pasangan satu-persatu akan terlihat. Yang semula masing-masing pasangan tentunya tidak pernah memperkirakan seperti apa bentuk cela itu. Ada satu hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang hadits itu menjelaskan bahwa jika masing-masing pasangan melihat cela maka hendaknya melihat sisi baik yang lain yang ada pada pasangan tersebut. Tidak dibenarkan kita untuk memukul rata jika cela itu kelihatannya kita akan mengatakan bahwa istri kita begini dan begitu. Tidak saudaraku.
Kedewasaan ekstra
Tuntutan pemecahan masalah diperlukan satu hal yang segalanya mendatangkan maslahat dan meminimalkan mudharat. Tidak memandang permasalahan itu dengan satu titik masalah saja. Istri mengatakan begini dan begitu, hendaknya ketika suami hendak memberi komentar atas apa yang dikemukakan istri dilakukan dengan tidak terbur-buru. Yang mana jika tidak cocok dengan pendapat suami penolakannya tidak menyakitkan bagi istri begitu juga sebaliknya. Sikap dewasa seorang suami belum tentu setiap orang langsung ada secara instan dimilikinya sekalipun ia adalah seorang da'i. Perlu keadaan dan proses yang panjang.
Hingga akhirnya belajar adalah hal yang tepat untuk itu. dengan siapapun, sarana apapun dan kapanpun. Tidak ada alasan apapun seseorang untuk menjadikain dirinya terhambat untuk belajar. Tidak terkecuali untuk menjadi suami yang mempunyai sikap dewasa yang mana para wanita (baca akhwat) mendambakannya. Yang dalam setiap halnya menjadi kelapangan dada untuk menerima dan menghadapinya (problem rumah tangga).
0 komentar:
Posting Komentar